Oleh : Ust. Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf
Bismillah,
Kata sebagian orang : “Sulit untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas”. Istilah pacaran adalah sebuah istilah yang sudah sangat akrab ditelinga serta lengket dalam pandangan mata. Namun saya masih agak kesulitan untuk mendefinisikannya. Mudahan-mudahan tidak salah kalau saya katakan bahwa setiap kali istilah ini disebut maka yang terlintas dibenak kita adalah sepasang anak manusia –tertama kawula muda dan para remaja- yang tengah dilanda cinta dan dimabuk asmara, saling mengungkapkan rasa sayang, cinta dan rindu, yang kemudian akhirnya biduk ini akan menuju pada pantai pernikahan. Inilah paling tidak anggapan dan harapan sebagian pelakunya. Namun ada satu hal yang banyak luput dari banyak kalangan bahwa segala sesuatu itu ada etika dan aturannya, kalau masuk terminal saja ada aturannya, akankah masalah cinta yang kata sebagian orang “suci” ini tanpa aturan ???
Bismillah,
Kata sebagian orang : “Sulit untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas”. Istilah pacaran adalah sebuah istilah yang sudah sangat akrab ditelinga serta lengket dalam pandangan mata. Namun saya masih agak kesulitan untuk mendefinisikannya. Mudahan-mudahan tidak salah kalau saya katakan bahwa setiap kali istilah ini disebut maka yang terlintas dibenak kita adalah sepasang anak manusia –tertama kawula muda dan para remaja- yang tengah dilanda cinta dan dimabuk asmara, saling mengungkapkan rasa sayang, cinta dan rindu, yang kemudian akhirnya biduk ini akan menuju pada pantai pernikahan. Inilah paling tidak anggapan dan harapan sebagian pelakunya. Namun ada satu hal yang banyak luput dari banyak kalangan bahwa segala sesuatu itu ada etika dan aturannya, kalau masuk terminal saja ada aturannya, akankah masalah cinta yang kata sebagian orang “suci” ini tanpa aturan ???
Cinta Tabiat Anak Manusia: Jangan Dibunuh, Jangan pula Diumbar!
Alloh Ta’ala berfirman :
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ
“Dijadikan indah dalam
pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang dia ingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
didunia. Dan disisi Alloh lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imron : 14)
Inilah tabiat dan fithroh kita
sebagai anak Adam. Anak cinta orang tua, orang tua cinta anak, kita
cinta pada uang, kaum hawa cinta pada perhiasan de el el. Begitu pula
cinta pada lawan jenis, semua diantara kita yang laki-laki mencintai
wanita dan yang wanita cinta laki-laki, barang siapa yang tidak
memilikinya maka dipertanyakan kejantanan dan kefemininannya. Setuju
nggak ???
Bila si Cinta dengan Gaun Merah Jambu itu Hadir!!
Saya
tidak tahu persis sejak kapan warna merah jambu dan daun waru
dinobatkan sebagai lambang cinta, apapun jawabannya, itu tidak terlalu
penting bagi kita. Namun yang sangat penting adalah bahwasannya bila
masa kanak-kanak itu telah beranjak pergi meninggalkan kehidupan kita,
lalu kita pun menyandang predikat baru sebagai remaja untuk menyongsong
kehidupan manusia dewasa yang mandiri. Ada sesuatu yang terasa hadir
mengisi indahnya hidup ini. Itulah cinta. Yang jelas cinta ini bukan
lagi cinta pada mainan atau jajan bungkusan anak-anak, namun cinta pada
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Saat itu tersenyumlah seraya
berucap : “Selamat datang cinta.”
Kasihan si Cinta: Sering Dijadikan kambing Hitam!
Cinta
adalah sesuatu yang agung, Dengan cinta seorang yang pengecut menjadi
pemberani, orang yang bakhil menjadi dermawan, yang bodoh menjadi
pintar, menjadikan orang pandai merangkai kata dan tulisan. Begitulah
kira-kira yang diungkapkan para dokter cinta. Oleh karena jangan
salahkan cinta, kasihan dia. Bukankah karena cinta seseorang bisa masuk
sorga. Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Rosululloh tentang kapan
terjadi hari kiamat, namun beliau malah balik bertanya : “Apa yang
telah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?” Dia menjawab : .”Cinta
Alloh dan Rosul Nya.” maka beliaupun menjawab : “Engkau bersama orang
yang engkau cintai.” Maka Anas bin Malik perowi hadits ini pun berseru
gembira : “Demi Alloh, Saya mencintai Rosululloh, Mencintai Abu Bakr dan
Umar, maka saya berharap untuk bisa bersama mereka disurga,” (Bukhori
Muslim)
Cinta itu akan menjadi sangat
agung kalau diletakkan pada tempatnya, namun bisa menjadi bencana kalau
disalah gunakan. Oleh karena itu berhati-hatilah.
Cinta kepada Alloh: Rabb Semesta Alam
Cukuplah bagi kita merenungi ayat berikut :
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesunguhnya orang-orang yang
beriman yaitu adalah orang-orang yang ketika disebut nama Alloh maka
bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya maka
bertambahlah iman mereka karenanya. Dan kepada Robbnya mereka
bertawakkal.” (QS. Al Anfal : 2)
Bertanyalah pada diri kita
masing-masing, hatimu bergetar saat disebut nama-Nya ataukah nama nya
??? “Mintalah fatwa pada dirimu sendiri” begitulah kata Rosululloh.
Bukankah cinta ini yang
menjadikan Handlolah meninggalkan malam pertamanya untuk pergi perang
lalu meninggal dalam keadaan masih junub ? Bukankah cinta ini yang
menjadikan Bilal bin Robah mampu menahan derita yang tak terkira ?
begitu pulalah Ammar bin Yasir, Kholid bin Walid dan lainnya.
Cinta Kepada Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam
Lelaki agung itu, yang meskipun
beliau sudah meninggal 14 abad yang lalu , namun masih kita rasakan
cinta dan kasihnya. Lihatlah gambaran Al Qur’an ini :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh telah datang pada
kalian, seorang rosul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya
penderitaan kalian, sangat menginginkan keselamatan bagi kalian, amat
belas kasihan, lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah : 128)
oleh karena itu tidak mengherankan kalau beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Tidak sempurna keimanan salah
seorang diantara kalian sehingga saya lebih dia cintai dari pada
cintanya pada orang tuanya, anak-anaknya dan semua manusia.”(Bukhori
Muslim)
Cinta pada sunnahnya, itulah
bentuk cinta pada beliau. Sangat ironis sekali ummat islam sekarang yang
mana setiap kali disebut sunnah beliau, maka mereka dengan langsung
memprotes : “Kan Cuma sunnah ???” lalu kalau tidak sunnah beliau mau
sunnah siapa ???
Firman Alloh :
“Sungguh ada bagi kalian pada diri Rosululloh suri tauladan yang baik.”
Cinta karena Alloh
Akhi,
Ukhti, saya mencintaimu karena Alloh.” Begitulah Rosululloh mengajarkan
ummatnya untuk cinta ada orang lain karena Alloh, dalam artian kalau
orang itu semakin membuat kita dekat pada Nya maka cintailah dia, dan
begitu pula sebaliknya kalau ada orang yang semakin menjauhkan kita dari
Nya, maka jauhilah dia. Bukankah orang yang melakukannya akan merasakan
manisnya iman dan akan mendapatkan mimbar cahaya yang diingingkan oleh
para Nabi dan Syuhada’ ???
Mencintai tokoh idola anda, juga lakukan atas dasar cinta pada Alloh dan Rosulnya.
Itulah Agungnya Cinta: Jangan Diperkosa!
“Pemerkosaan arti cinta” -maaf
kalau kalimat ini kedengaran kasar- namun itulah kenyataannya. Betapa
banyak wanita yang menyerahkan mahkota hidupnya kepada orang yang belum
berhak lalu dia berucap ini sebagai tanda cintaku padanya, sebaliknya
betapa banyak kaum laki-laki yang harus melakukan kemaksiatan atas nama
cinta. Subhanalloh !!! akankah cinta kita pada Alloh Dzat yang Maha
Agung dikalahkan oleh cinta pada seseorang yang berasal dari air mani
yang kotor, saat hidupnya selalu membawa kotoran, dan saat meninggal pun
akan berubah menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan ??? Malulah pada
Nabiyulloh Yusuf Alaihis Salam, yang mampu mempertahankan kehormatannya
dihadapan seorang wanita cantik, kaya raya, bangsawan lagi. Jangan
engkau berkata : “Diakan seorang Nabi ?.” karena kisah serupa pun
dialami oleh Abdur Rohman bin Abu Bakr, Muhammad al Miski dan lainnya
TIDAK!!! Islam Tidak Mengharamkan Cinta, Islam Hanya Mengaturnya!
Islam sebagai agama paripurna,
tidak membiarkan satupun masalah tanpa aturan. Lha wong cara berpakaian,
mandi, buang air dan hal-hal kecil lainnya ada aturanya, maka bagaimana
mungkin urusan cinta yang menjadi keharusan hidup manusia normal akan
tanpa aturan. Itu mustahil. Benarlah Salman Al Farisi tatkala ditanya :
“Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai masalah adab
buang air besar ? maka beliau menjawab : Ya, Rosululloh sudah
mengajarkannya, beliau melarang kami untuk menghadap dan membelakangi
kiblat dan memerintahkan kami untuk beristinjak dengan tiga batu dan
melarang kami untuk beristinjak dengan kotorang dan tulang.”
Alloh Berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada Hari ini telah kusempurnakan agama kalian, dan telah Ku sempurnakan nikmatku kepadamu dan Aku rela islam sebagai agamamu.” (QS. Al Maidah : 3)
Oleh karena itu kalau mau
bercinta alias pacaran, saya tawarkan sebuah ‘pacaran islami’ biar
berpahala. Setuju nggak ??? selamat mencoba !!!
Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi kalau mau berpacaran yang ‘islami’ yaitu :
1.Menutup aurot
Firman Alloh Ta’ala :
يَا
أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ
الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى
أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
"Hai Nabi, Katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min
“Hendaknya mereka menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh mereka” yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka
tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab : 59)
Bahkan saking pentingnya masalah ini, Rosululloh juga mengaturnya walaupun antar jenis.
Dari Abu Said Al Khudri berkata : “Rosululloh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki itu melihat aurat laki-laki dan jangan seorang wania melihat aurat wanita.” (H.R. Muslim)
2. Menundukkan pandangan
Firman Alloh Ta’ala :
قُلْ
لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ
فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آَبَائِهِنَّ أَوْ آَبَاءِ
بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ
نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ
أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ
يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ
لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Katakanlah kepada
orang-orang mu’min laki-laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan
mereka serta menjaga kemaluan mereka.”
“Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.” (QS. An Nur : 30,31)
“Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.” (QS. An Nur : 30,31)
Dari Jarir bin Abdillah berkata :
“Saya bertanya pada Rosululloh tentang pandangan yang mendadak tak
sengaja, maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandangan itu.”
(Muslim)
3.Tidak bersolek ala jahiliyah
Firman Alloh Ta’ala :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan menetaplah kalian dalam rumah-rumah kalian, dan janganlah bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
Dari Abu Huroiroh berkata :
“Rosululloh bersabda : “Ada dua golongan manusia ahli neraka yang saya
belum pernah melihatnya, yang pertama : orang-orang yang memegang cambuk
untuk memukul orang lian, yang kedua : Para wanita yang berpakaian tapi
telanjang, mereka berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta.
Mereka tidak akan pernah masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau
surga, padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan
sekian.” (HR. Muslim)
Alangkah meruginya orang yang semacam ini !!!
4. Ada pembatas antara laki-laki dan wanita
Firman Alloh Ta’ala :
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
"Dan apabila kalian meminta
sesuatu pada mereka (para istri Rosululloh ) maka mintalah dari balik
hijab. Karena yang demikan itu lebih suci bagi hati kalian serta bagi
hati mereka.” (QS.Al Ahzab : 53)
5.Jangan berdua-duaan, karena yang ketiganya adalah setan
Begitulah kira-kira bunyi hadits Rosululloh riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh dengan sanad hasan
6.Jangan lembutkan ucapan
Firman Alloh Ta’ala :
يَا
نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ
اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي
قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا
“Janganlah kalian (Para
wanita) melembutkan ucapan, sehingga akan rakus orang-orang yang punya
penyakit hati, namun ucapkanlah yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
7. Kulitmu masih haram bagiku
Dari Ma’qil bin Yasar berkata : Rosululloh bersabda :
“Seandainya ditusuk pada kepala
salah seorang kalian dengan jarum besi panas, maka itu lebih baik dari
pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thobroni, Lihat
As Shohihah : 226)
- Saudaraku, kalau anda mampu memenuhi syarat ini, teruskan pacaran anda.
- Namun kalau tidak, maka pilihlah engkau lebih mencintai dia ataukah Alloh yang telah menciptakanmu, memberimu rizqi, melimpahkan kasih sayangNya padamu dan memberimu hidayah menjadi orang islam ???
- Segera tinggalkan transaksi harammu itu, sebelum kemurkaan Alloh benar-benar datang. Atau saya punya usul , bagaimana kalau engkau cepat-cepat menikah, itupun kalau engkau sudah siap. Bagaimana ???
STOP!! Ini Bukan Area Anda! Jangan Berzina!!
Jangan ada yang berfikir
bahwasannya yang terlarang dalam islam hanyalah zina dalam pengertian
masuknya timba dalam sumur sebagaimana bahasa hadits Rosululloh. Namun
yang terlarang adalah semua hal yang mendekati pada perzinaan tersebut.
Perhatikanlah firman Alloh :
“Janganlah kalian mendekati zina”
Juga Sabda Rosululloh shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Sesungguhnya Alloh telah
menetapkan pada setiap anak adam bagianya dari zina yang pasti akan
menemuinya, zinanya mata adalah memandang, zinanya lisan adalah berucap,
jiwa dengan berharap dan berkhayal, yang semua itu dibenarkan atau
didustakan oleh kemaluan.” (HR. Bukhori Muslim)
Hamil dulu baru nikah atau nikah dulu baru hamil?
Hamil setelah pernikahan yang
sah adalah sebuah kebanggaan dan keagungan, semua orang yang memasuki
biduk pernikahan pasti menginginkan kehamilan istrinya. Banyak klinik
yang mengaku bisa mengobati kemandulan adalah salah satu buktinya.
Di sisi lain, wanita yang hamil tanpa tahu harus kemana dia harus memanggil “Suamiku” akan sangat gelisah.
Masyarakat yang terkadang dholim
akan bisa dengan segera memaafkan laki-laki yang berbuat kurang ajar
itu, namun tidak terhadap wanita. Dia akan menanggung aib itu sepanjang
zaman dan akan terkenallah ia sebagai wanita yang tidak bisa menjaga
kehormatannya.
Begitulah yang dikatakan oleh Syaikh Ali Ath Thonthowi.
Kalau dia menikah kelak,
bukankah suaminya akan dengan mudah mengatakan : “Sudah berapa laki-laki
yang tidur denganmu sebelum menikah denganku ?
Anak yang terlahir, dia akan terlahir sebagai anak yang tidak di harapkan kehadirannya, Tidak ada sentuhan kasih dan sayang.
Dari sisi Fiqh, Imam Ahmad bin
Hambal dan lainnya mengatakan bahwa wanita hamil dari hasil perzinaan
tidak boleh dinikahi selama hamil, dan kalau sudah terlanjur dinikahi
maka harus diadakan pernikahan ulang.
Peringatan Penting Bagi yang masih Punya hati…
Anda kepingin mendapatkan seorang pasangan hidup yang baik, setia, sholih dan sholihah ??? perhatikanlah resep Ilahi ini :
لِلْخَبِيثِينَ
وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ
وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ
لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita yang jelek untuk
laki-laki yang jelek, lelaki yang jelek untuk wanita yang jelek, begitu
pula dengan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan lelaki yang
baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur : 26)
Kata para ulama’ : “Balasan itu sejenis dengan amal perbuatannya.”
- Akan menjadi sebuah mimpi disiang bolong kalau anda menginginkan istri seperti Fathimah binti Abdul Malik kalau anda tidak bisa menjadi Umar bin Abdul Aziz.
- Jangan pula mimpi bersuamikan Ali bin Abi Tholib kalau engkau tidak menjadi Fathimah binti Muhammad. Perbaikilah dirimu dahulu sebelum engkau berharap mendapatkan pasangan hidup yang engkau idamkan !!!
Jangan Katakan ini!
Jangan engkau berkata padaku :
“Aku
berpacaran kan untuk tahap penjajagan, biar saling memahami karakter
masing-masing, sehingga tidak akan terjadi penyesalan setelah memasuki
maghligai pernikahan, karena bagaimanapun juga kegagalan dalan
berpacaran jauh lebih ringan daripada kegagalan dalam pernikahan.”
Jangan engkau katakan itu padaku, karena itu hanyalah topengmu belaka.
- Tanyalah pada dirimu sendiri apakah engkau selama pacaran, mencoba untuk memahami masing-masing dan belajar untuk menjadi suami istri yang baik?
- Ataukah yang engkau lakukan adalah berusaha menjadi baik saat berada dekat sang pacar? Bukankah ini sebuah penipuan kepribadian ??? persis kayak penjual yang takut ditinggal pembeli, yang mana ia harus berusaha untuk tampil lebih baik dari yang sebenarnya.
- Lalu apa yang engkau sisakan nanti kalau memasuki dunia pernikahan, bukankah semuanya sudah engkau rasakan ? saling memadu rasa kasih sayang, mengungkapkan rasa cinta, berjalan bareng, nonton bareng, rekreasi bareng, bahkan mungkin hubungan suami istripun sudah dilakukan. Lalu apa yang akan engkau sisakan setelah menikah ??? malam pertamamu akan terasa hambar, tidak ada yang beda pada malam itu karena semua sudah dilakukan, bahkan mungkin akan terasa pahit, karena selama ini engkau berhubungan bukan cuma berdua, tapi bertiga, Yah …. Engkau bersama setan yang selalu membumbui semua kemaksiatan menjadi kenikmatan.
Bandingkan dengan yang malam
pertamanya adalah benar-benar malam pertama. Dan bulan madunya benar
benar semanis madu. Ah !!! saya tidak mau terlalu jauh mengenang
masa-masa indah itu ….. kasihan yang belum nikah, he… he …
Jangan Anggap Ini Keras!
Mungkin ada diantara kalian yang berkata : “ustadznya terlalu keras.”
Wahai saudaraku seiman !!!
cobalah renungkan kembali ayat-ayat dan hadits diatas dengan pikiran
jernih, kepala dingin dan penuh rasionalitas, lalu ambilah kesimpulan,
manakah yang keras ??? bukankah itu semua tuntutan syariat agama yang
kita anut bersama ?
Atau jangan-jangan engkau sedang
kena penyakit mag sehingga nasi yang lembek pun terasa keras, itulah
kemungkinan yang paling dekat. Hatimu sedang berpenyakit, sehingga
engkau merasa sakit dan keras dengan sesuatu yang sebenarnya lembek.
Bukankah Rosululloh bersabda :
“Saya diutus untuk membawa syariat yang lurus dan mudah.” (Bukhori Muslim)
No comments:
Post a Comment