Semangat pemerintah dan Bank Indonesia untuk menyederhanakan mata
uang Rupiah semakin menggebu. Kemarin, Rabu (23/1), Kementerian Keuangan
dan Bank Indonesia melakukan kick off konsultasi publik yang menjadi
langkah awal sosialisasi redenominasi Rupiah.
Langkah pemerintah dan dan BI ini dilakukan saat pemerintah belum
menyelesaikan pembahasan Undang Undang tentang Redenominasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, kedua institusi tersebut tetap
konsisten terhadap targetnya, yaitu sosialisasi dari yang dimulai dari
bulan Januari hingga Mei nanti. Tahun ini juga, pemerintah dan BI
menargetkan pembahasan UU Redenominasi kelar tahun ini.
Setelah itu, masa transisi redenominasi pun dimulai. Bank Indonesia
mengaku telah menyiapkan Rp 200 miliar untuk masa transisi selama enam
tahun. Dalam masa transisi ini, dua jenis uang Rupiah beredar di
pasaran. Hal ini ditujukan untuk memudahkan masyarakat mengenal mata
uang baru.
Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution,
menambahkan dalam enam tahun nanti akan dilakukan tiga tahap utama
yakni persiapan, transisi dan phasing out. Dalam tahap persiapan
kegiatan utamanya ialah penyusunan RUU Redenominasi, rencana pencetakan
uang dan distribusi, penyesuaian infrastruktur dan teknologi informasi
sistim pembayaran.
"Serta akuntansi serta komunikasi kepada seluruh masyarakat," ucapnya.
Pada tahap transisi akan diberlakukan dua mata uang yakni rupiah lama
dan baru. Dan pada tahap phasing out ialah melakukan pengembalian mata
uang rupiah dengan kata 'baru' menjadi rupiah.
Di sisi lain, Darmin juga
mengungkapkan sisi negatif dari redenominasi yang meniru sistem
penyederhanaan mata uang di Turki satu dekade lalu ini. Dia mengatakan,
efek dari redenominasi ini adalah naiknya harga barang karena pembulatan
ke atas.
Menurut Darmin, saat ini dinilai sebagai waktu yang tepat untuk
melakukan implementasi redenominasi karena perekonomian diprediksi tetap
stabil dalam beberapa tahun ke depan. "Dalam 3 tahun terakhir
perekonomian mampu tumbuh di atas 6 persen, nilai tukar stabil dan
inflasi semakin terkendali dengan tren menurun," tuturnya.
Pemerintah, untuk mendukung program ini, selalu menekankan bahwa
redenominasi akan membawa derajat mata uang Indonesia tinggi di mata
dunia. Pasalnya, di seluruh ASEAN, nominal Rupiah masih terbesar kedua
setelah Vietnam. Jika Indonesia mempunyai pecahan Rp 100.000, maka
Vietnam mempunyai pecahan paling besar 500.000 Dong.
No comments:
Post a Comment