Definisi
Rokok
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tanganNitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.
Dari definisi yang saya temukan di wikipedia, di sana dikatakan, Rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada
salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lainnya.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya
disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atauserangan
jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang
sekali dipatuhi).
Sejarah Awal
Rokok
Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika,
seperti Indian,Maya, dan Aztec. Rokok pada
awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan
ini awalnya dilakukan pada saat berkumpunya beberapa suku untuk
mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat
hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media
pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap
dewa-dewa mereka.
Kemudian,
pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka
mencoba untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya
menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya
ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk
mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean
Nicot, yang kemudian namanya digunakan
sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok
pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti suku indian, yang
menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk
kesenangan belaka.
Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John
Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John
Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar,
yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke
Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan
di Inggris pada tahun 1855.Setelah itu, pada abad ke-17,
Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan
akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam.
Sejarah Rokok di Indonesia/Rokok Kretek
Sejarah Rokok di Indonesia/Rokok Kretek
Kisah kretek bermula dari kotaKudus. Tak jelas
memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Menurut kisah yang hidup
dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat kretek bermula dari
penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad
ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus ini merasa sakit pada bagian dada. Ia lalu
mengoleskan minyak cengkeh. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas
bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.
Kala itu melinting rokok sudah
menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan modifikasi dengan mencampur
cengkeh. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya, Djamari merasa sakitnya
hilang. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun
menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari
melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang
terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan Djamari ini
dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus klobot atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap
ikat terdiri dari 10, tanpa selubung kemasan sama sekali. Rokok kretek pun kian
dikenal. Konon Djamari meninggal pada 1890. Identitas dan asal-usulnya
hingga kini masih samar. Hanya temuannya itu yang terus berkembang.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tanganNitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.
No comments:
Post a Comment