MYRIAM Francois - Cerah sudah sangat
populer di Inggris ketika dirinya masih anak-anak. Ia adalah pemain film
‘Sense and Sensibility‘ yang ngetop di era 90-an. Ketika ia memutuskan
dirinya menjadi seorang mualaf, popularitas dirinya semakin melonjak. Ia
adalah seorang mualaf wanita terpelajar kelas menengah di Inggris.
Myriam merujuk pada peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sebagai
motif di balik keingintahuannya tentang Islam. Itulah yang membuat
dirinya menyatakan diri masuk Islam.
Ia menyebut bahwa kehidupan Nabi Muhammad (SAW) sebagai seseorang yang
membuatnya termotivasi untuk mengubah karirnya.
bldirgantara.blogspot.com
Myriam menggambarkan Nabi Muhammad sebagai salah satu tokoh besar dalam
sejarah yang telah disalahpahami. Dia mengutip beberapa perkataan
populer Nabi Muhammad SAW, dan salah satu kutipan favoritnya adalah,
“Maafkan orang yang bersalah kepada Anda. Jalinlah hubungan dengannya.
Berbuat baiklah kepada orang yang telah berbuat jahat kepada Anda dan
berbicara tentang kebenaran bahkan jika itu bertentangan dengan diri
Anda sendiri.”
Awalnya, sarjana filsafat lulusan Universitas Cambridge ini membuka
Alquran dengan perasaan ”marah”. Ia berdiskusi soal Tuhan dengan teman
kuliahnya. Sang teman, menggunakan dalil ketuhanan sesuai apa yang
disebutkan dalam konsep Islam. “Saya mempelajarinya sebagai bagian dari
upaya untuk membuktikan pendapat teman saya yang seorang Muslim itu
salah,” ujarnya.
Kemudian ia mulai membaca dengan pikiran yang lebih terbuka. Pembukaan Al Fatihah mencengangkannya. “Dalam
Islam, seluruh tindakan manusia, dia sendiri yang akan menanggung
konsekuensinya. Itulah pentingnya dia mengambil jalan lurus, jalan
Tuhan,” ujarnya. Makin lama belajar Alquran, makin besar keinginan
Myriam untuk menganut agama Islam. Tujuan semula, mendebat argumentasi
temannya, berubah menjadi pengakuan, “Kamu benar tentang agamamu!”
Tak mau buang waktu, ia segera bersyahadat. “Beberapa teman dekat saya
melakukan yang terbaik untuk mendukung saya dan memahami keputusan saya.
Saya tetap sangat dekat dengan beberapa teman masa kecil saya dan
melalui mereka saya mengakui universalitas pesan Ilahi, bahwa
nilai-nilai Tuhan bersinar melalui perbuatan baik manusia, Muslim
maupun bukan,” katanya.
Ia menyatakan, konversi keimanannya bukan sebagai ‘reaksi’
terhadap, atau oposisi terhadap budaya Barat. “Sebaliknya, itu
merupakan validasi dari apa yang selalu saya pikirkan,” ujarnya, seraya
mengkritik beberapa masjid di Inggris yang menutup pintu dialog tentang
ketuhanan dan terlalu dogmatis. “Catat: aturan dan protokol mereka
banyak yang membingungkan dan malah bikin stres.”
“Menjadi Muslim, tidak berarti kita kehilangan semua jejak diri kita
sendiri. Islam adalah validasi yang baik dalam diri kita dan sarana
untuk memperbaiki yang buruk,” pungkas Myriam.
No comments:
Post a Comment