ILMUWAN telah mengidentifikasi area otak yang jika rusak
akan menyebabkan spiritualitas lebih besar. Temuan itu memberi petunjuk pada
akar spiritual dan sikap keagamaan. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal
Neuron edisi Februari melibatkan ciri kepribadian yang disebut
transendensi-diri, yang merupakan ukuran samar-samar menyangkut perasaan
spiritual, berpikir, dan berperilaku.
Transendensi-diri mencerminkan penurunan kesadaran diri dan
kemampuan untuk mengidentifikasi diri sendiri sebagai bagian integral dari alam
semesta secara keseluruhan, para peneliti menjelaskan. Ilmuwan mensurvei pasien
tumor otak yang telah dihapus sebelum dan setelah operasi. Survei itu
menghasilkan nilai transendensi-diri. Survei itu menunjukkan kerusakan selektif
kiri dan kanan daerah posterior parietal otak menunjukkan peningkatan tertentu
dalam transendensi-diri atau ST. "Studi pemetaan gejala-lesi kami adalah
yang pertama mendemonstrasikan hubungan sebab akibat antara fungsi otak dan
ST," kata Dr Cosimo Urgesi dari University of Udine di Italia.
"Kerusakan pada daerah parietal posterior mengakibatkan perubahan cepat
pada kepribadian dari dimensi yang berkaitan dengan kesadaran diri-referensial.
Dengan demikian, disfungsional aktivitas saraf parietalis dapat mendukung spiritual
dan keagamaan mengubah sikap dan perilaku."
Sebelumnya studi neuroimaging yang menghubungkan jaringan
besar di otak dan menghubungkan frontal, parietal, dan temporal cortexes
menemukan hubungan dengan pengalaman spiritual. Sebuah studi pada 2008 menyatakan
otak kanan lobus parietalis yang mendefinisikan orang yang kurang aktif dan
mungkin memimpin kehidupan rohani.
Penemuan baru itu dapat mengarah pada
strategi-strategi untuk mengobati beberapa bentuk penyakit mental.
"Mungkin pendekatan baru yang bertujuan untuk memodulasi aktivitas saraf
akhirnya membuka jalan pengobatan baru dari gangguan kepribadian," kata Dr
Salvatore M Aglioti dari Universitas Sapienza Roma.
No comments:
Post a Comment