BEBERAPA spanduk terpampang di muka bangunan bekas bioskop itu. Bukan.
Spanduk itu bukan berisi promosi film yang bakal diputar pekan depan.
Spanduk itu milik pedagang rokok dan loper koran yang membuka lapak
depan gedung tua tersebut.
Gedung tiga lantai itu sudah terlantar selama lebih kurang 20 tahun. Dulunya dalam bangunan itu muda-mudi Lhokseumawe dan Aceh Utara menikmati pemutaran film layar lebar.
Ya, Puspa Theater, begitu nama bioskop yang terletak di deretan pertokoan Jalan Sukaramai, Lhokseumawe. Bioskop yang pernah berjaya itu telah berubah menjadi bangunan tua bak “rumah hantu”.
“Dulu sering diputar film-film India dan film barat di situ, anak muda yang datang untuk menonton pun cukup ramai,” ujar Nurdin, warga Gampong Mon Geudong, Banda Sakti, Lhokseumawe yang bekerja di Toko Teknik, seberang jalan depan Bioskop Puspa.
Pelanggan Puspa Theater, termasuk anak-anak sekolah yang memanfaatkan hari libur untuk menonton film. “Dulu belum ada VCD dan sejenisnya, siaran televisi yang khusus memutar film-film juga tidak ada, makanya ramai pengunjung bioskop,” kata Nasir, warga Simpang Kramat, Aceh Utara.
Ketika konflik bersenjata melanda Aceh, kata Nurdin, Puspa Theater pun redup hingga tutup.
Di depan gedung itu kini hanya ada penjual koran, tabloid, majalah dan rokok.
“Saya jualan di sini sejak tahun 1996, waktu itu bioskop Puspa sudah tutup, mungkin tutup sejak tahun 1992,” ujar Usman A Wahab, loper koran yang membuka lapak depan gedung itu.
Sepengetahuan Usman, dulu bangunan tersebut milik seorang pengusaha bernama Ibrahim yang kemudian dibeli oleh warga turunan Cina.
“Saya dengar gedung ini nantinya akan difungsikan kembali, tapi saya tidak tahu kapan dan untuk apa. Apakah masih untuk bioskop atau lainnya kami tidak tahu pasti,” kata Usman.
Dalam gedung bekas Bioskop Puspa ini hanya tersisa beberapa kursi. “Apa mungkin ada yang mau buka bioskop lagi di sini,” Usman bertanya. Entahlah!Sumber
Gedung tiga lantai itu sudah terlantar selama lebih kurang 20 tahun. Dulunya dalam bangunan itu muda-mudi Lhokseumawe dan Aceh Utara menikmati pemutaran film layar lebar.
Ya, Puspa Theater, begitu nama bioskop yang terletak di deretan pertokoan Jalan Sukaramai, Lhokseumawe. Bioskop yang pernah berjaya itu telah berubah menjadi bangunan tua bak “rumah hantu”.
“Dulu sering diputar film-film India dan film barat di situ, anak muda yang datang untuk menonton pun cukup ramai,” ujar Nurdin, warga Gampong Mon Geudong, Banda Sakti, Lhokseumawe yang bekerja di Toko Teknik, seberang jalan depan Bioskop Puspa.
Pelanggan Puspa Theater, termasuk anak-anak sekolah yang memanfaatkan hari libur untuk menonton film. “Dulu belum ada VCD dan sejenisnya, siaran televisi yang khusus memutar film-film juga tidak ada, makanya ramai pengunjung bioskop,” kata Nasir, warga Simpang Kramat, Aceh Utara.
Ketika konflik bersenjata melanda Aceh, kata Nurdin, Puspa Theater pun redup hingga tutup.
Di depan gedung itu kini hanya ada penjual koran, tabloid, majalah dan rokok.
“Saya jualan di sini sejak tahun 1996, waktu itu bioskop Puspa sudah tutup, mungkin tutup sejak tahun 1992,” ujar Usman A Wahab, loper koran yang membuka lapak depan gedung itu.
Sepengetahuan Usman, dulu bangunan tersebut milik seorang pengusaha bernama Ibrahim yang kemudian dibeli oleh warga turunan Cina.
“Saya dengar gedung ini nantinya akan difungsikan kembali, tapi saya tidak tahu kapan dan untuk apa. Apakah masih untuk bioskop atau lainnya kami tidak tahu pasti,” kata Usman.
Dalam gedung bekas Bioskop Puspa ini hanya tersisa beberapa kursi. “Apa mungkin ada yang mau buka bioskop lagi di sini,” Usman bertanya. Entahlah!Sumber
1 comment:
Sayang ya, semoga bisa dihidupkan kembali atau diganti dengan yang lebih baik
pengumuman cpns
Post a Comment