JAKARTA -- Pernyataan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum bertolak ke Jerman menuai banyak
tanggapan. Sebagian pihak menilai, pernyataan itu merupakan isyarat atas
kasus hukum yang dialami mantan ketua umum Partai Demokrat, Anas
Urbaningrum.
"Itu mengisyaratkan kalau memang tuntutan hukum yang dikenakan ke Mas
Anas lemah, sehingga kemungkinan bebas bisa terjadi," kata Direktur
Eksekutif lembaga kajian sosial politik President Institute, Muhammad
Rahmad, Senin (4/4).
Sebelumnya, SBY mengeluarkan pernyataan terkait Anas. Dalam
paparannya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut berharap agar
Anas dinyatakan tak bersalah dalam kasus hukum yang menjeratnya.
Ini lantaran, SBY pernah bersama-sama dengan Anas berjuang di
Demokrat. Karenanya partai memiliki kepentingan agar mantan ketua umum
PB HMI tersebut bisa bebas dari dakwaan.
"Itu membawa kebaikan. Saya berharap seperti itu. Dengan demikian, segala sesuatunya akan menjadi baik," papar SBY.
Selain itu, Rahmad juga menilai pidato itu untuk merebut simpati
publik. Ini menyusul fenomena banyaknya simpati yang mengalir ke Anas
setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
"Anas saat ini mendapat simpati publik yang luar biasa. Dari sudut
politik, simpati yang mengalir ke Anas justru tidak baik buat Pak SBY,"
papar dia.
Redaktur : Mansyur Faqih | ||
Sumber : Republika.co.id |
No comments:
Post a Comment