Bagaimana menilai dan mencari jati diri? biasanya seorang remaja
akan timbul pertanyaan seperti itu, termasuk pula pertanyaan besar dalam
dirinya, "siapa saya?" bagaimana saya dan kemana tujuan saya. Ya,
seorang remaja akan berusaha menemukan jati dirinya, siapa dirinya. Ia
berusaha mencari siapa dirinya dan bagaimana dirinya, yang kadang kala
kalau ia keliru mencari Jati Diri Remaja dan tidak menyeleksi sumbernya, hasilnya ia pun menjadi salah arah.
Siapakah diri saya? ya pertannyaan ini yang paling besar, bertanya tentang diri saya biasanya selalu di sandingkan dengan orang atau barang. Misalnya ia akan melihat tokoh atau idolanya dan mulai berdandan seperti idolanya. Rambutnya, gayanya bahkan cara ber'sisir'nya akan menirukan sang idola. Ayo kita liat di sekeliling kita, lihat anak yang SMA-an dan bagaimana mereka berdandan. Ada yang bergaya seperti artis korea, bak band dunia ato bahkan sekedar seniman ibukota.
Lalu beberapa jati diri pun dinilai dengan barang, "ga macho kalo ga naik mio" "gan keren klo ga punya BB" dan makanya kadang kita (ato kita melihat) ada remaja yang urin uringan meminta barang tersebut kepada orang tuanya, bahkan ada yang nekat melakukan apapun sampai barang yang di mintannya ada. Yang lebih parah lagi kalau jati diti tersebut dilekatkan oleh barang haram, 'ga ngetren kloga nyimeng', cimeng ato sejenis ganja merupakan barang haram, apalagi sampai narkoba bisa sangat bahaya. Awalnya mungkin sekedar 'ga macho klo ga ngeroko' dan hasilnya ga sedikit yang beralih ke ganja bahkan narkoba.
Jati diri remaja sering di sandingkan dengan barang, pun begitu dengan orang. "Si anu lebih putih, si dia lebih tampan, si doi lebih cantik, putih dan pandai bergaul...". Emang kenapa kalau dia lebih cantik? ga boleh ada orang cantik? lagi pula cantik tu karunia ko, kita ga bisa memilih. dari pada cantik tapi jutek, kan lebih baik cantik tapi murah senyum. Intinya kita yang mengendalikan sikap kita, raut wajah memang karunia tapi mimik wajah kita yang mengendalikan. Lagi pula "cantik, putih, supel.. " semua pandangan kita mengenai orang lain itu cuma ada di pikiran kita ko, belum tentu orang lain punya persepsi yang sama. Ya memikirkan tentang orang lain boleh, tapi jangan di pikirin, ntar stres sendiri, lebih baik bahagia saat ini.
Darimana sebenarnya semua bisa terbentuk? dari lingkungan tentunya. Remaja akan lebih banyak hidup di lingkungan daripada di rumahnya. Munkin di rumahnya dia penurut, tapi di luar bisa jadi semrawut. Orang tua mungkin tidak banyak yang tau. Lingkungan memang tidak bisa kita kendalikan, tapi diri ini bisa kita arahkan.
Tak ubahnya dengan menilai karakter, kalian pun harus mengenal jati diri kalian. Tentang siapa saya? sebenarnya hanya sebuah paradigma. Apa itu paradigma, adalah prinsip atau suatu keyakinan yang kita angap benar. Dalam 7 habits of highly effective teens paradigma itu tak ubahnya persepsi, yang namanya presepsi itu bisa berbeda tergantung siapa yang melihatnya. Bisa jadi apa yang kita nilai benar belum tentu benar menurut orang lain. Dan remaja biasanya tidak mau tau itu, ia mengangap benar apa yang ia rasakan tak peduli orang berkata apa. Ya memang itulah jiwanya, mereka sedang 'badung badungnya' klo kata orang bilang.
Coba kalian lihat gambar di atas? apa yang kalian lihat? orang tua yang
sedang meratapi kepergian sang bayi di sebuah telaga air yang besar atau
anda melihat si bayi bersama orang tua mereka. gambar kedua anda
melihat lukisan daun di dinding yang retak atau anda melihat sesuatu
yang "segar"? (tak banyak yang bisa menemukan ini, sebuah panorama
indah).
Dari ilustrasi di atas, cobalah kalian renungkan sejenak, berpikir
sedikit lebih jeli dari sisi yang berbeda. Kita tidak perlu
menghilangkan identitas kita sebagai remaja, kita hanya diajak bersikap
dewasa bahwa ada kalanya sikap kita mungkin kurang tepat. Mungkin kita
terlalu di butakanoleh prinsip yang kita anut, mungkin juga paradigma
"ga keren klo ga bawa BB" atau sebagainya hanya sebuah kata kata semata,
ya yang mungkin tidak bermakna. Coba kalau kalian ga punya BB? apakah
kalian ga bisa hidup? ga punya teman? kalian tetap hidup kan, kalian
tetap punya teman kan. Lalu apa bedanya? hanya sebuah selogan semata.
Lalu bangaimana dengan "apa tujuan saya dan bagaiman dirisaya?" hal itu akan terjawab kalau kalian telah menemukan siapa diri kalian. Kalian adalah kalian, kalian tidak di nisbatkan atau dilekatkan oleh paradigma tertentu, kalian adalah manusia yang bebas tanpa harus tergantung siapapun. Jadilah manusia seutuhnya, jadilah dewasa yang mengerti Jati Diri.
No comments:
Post a Comment