اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي
مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ
الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَتَفَكَّرُونَ(٤٢)
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Az-Zumar [39] : 42)
Fenomena orang tidur dan orang
mati telah menarik perhatian Dr. Arther J. Alison, Ketua Departemen Electrical and Electronic, di British
University. Penelitian yang dilakukan dengan alat-alat elektronik selama 6
tahun ini, menangkan adanya sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur
dan masuk kembali ketika terbangun. Namun bagi orang mati, sesuatu itu tidak
kembali. Selaku pimpinan lembaga studi para psikolog dan spiritualitas Inggris,
dia juga mempelajari berbagai agama dan filsafat. Ketika mempersiapkan makalah
untuk sebuah konferensi di Kairo, dia tertegun menemukan terjemahan ayat Al
Quran Surat Az-Zumar di atas, yang menyebutkan fenomena persis dengan hasil
percobaannya di laboratorium. Bagaimana mungkin Muhammad tahu tentang hal itu
padahal dia tidak mempunyai laboratorium? Keheranannya lantas dibahas dalam
diskusi bersama para ahli di Mesir yang menyimpulkan bahwa Islam terbukti
sejalan dengan sains modern.
Konferensi internasional ini
memutuskan untuk merancang riset tentang para psikolog berdasarkan petunjuk Al
Quran. Dr. Arther J. Alison pada saat itu mengucapkan dua kalimat syahadat dan
mengganti namanya menjadi Abdullah Alison. Subhanllah!
Ironisnya, ketika ilmuwan Barat meneliti roh dan masuk Islam, ilmuwan Muslim
masih jarang yang tertarik meneliti tentang roh. Seluk beluk roh jadi
dimonopoli oleh dukun dan paranormal yang semakin ngawur tanpa ilmu. Umat masih
tersesat dalam takhayul dan mistik penampakan arwah gentayangan. Barangkali para
ilmuwan Muslim takut terhadap ayat Al Quran Surat Al Israa’ (17) ayat 85, “Mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakana
roh adalah urusan Tuhan.”
Ayat ini dimaknai, “Karena roh
urusan Tuhan, kalian dilarang menelitinya”. Mereka keliru memaknainya, sebab
ayat ini ditutup dengan kalimat wanna
utitun minal ‘ilmi illa qalilaa bahwa ilmu tentang roh tetap diberikan oleh
Allah walaupun sedikit. Tetapi ingat, sedikit menurut ukuran Allah itu tentu
luas sekali bagi manusia.
Dalam tafsirnya, Ma’alimut Tanzil, aal-Baghawi, ketika
membahas ayat di atas menuliskan bahwa Nabi Muhammad Saw. mengerti tentang roh,
tetapi tidak menggambarkannya kepada orang lain atau keburu wafat. Sebenarnya,
para ulama klasik sudah berinisiatif mengungkap tentang roh, walaupun ada yang
terpengaruh oleh kisah-kisah Israiliat maupun kepercayaan Yunani. Imam Ibnul
Qayyim al-Jauziyah di abad ke-8 H menulis kitab Ar-Ruh, berdasarkan dalil-dalil Al Quran, sunnah, dan pendapat para
ulama. Di dalam buku itu, dikupas panjang lebar 21 masalah roh. Misalnya,
tentang roh orang mati bias mendengar salam, bias bercakap-cakap sesame roh, bisa
mengunjungi kediaman keluarganya, roh orang mati bias berjumpa dengan roh orang
hidup, dan selanjutnya. al-Khazin dalam tafsirnya Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil menyebutkan tentang roh, misalnya
menurut Ibnu Abbas, roh adalah Jibril. Menurut Ali bin Abi Thalib r.a., “Roh adalah malaikat yang punya 70,000 wajah.
Di setiap wajah ada 70.000 lidah dan di setiap lidah bertasbih untuk Allah
dengan 70.000 bahasa, sampai hari kiamat.”
Jalaluddin as-Sayuti dalam Tafsir As-Surrul Mantsur, mencantumkan
kata-kata Salman r.a. bahwa manusia adalah 1/9 jin, jin adalah 1/9 malaikant,
malaikat adalah 1/9 roh, dan roh adalah 1/9 karabiyyun.
Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin mengatakan
bahwa roh melekat dalam sekujur tubuh manusia, sehingga ketika dicabut oleh
malaikat maut, dia ditarik dari setiap urat, dari setiap saraf, dari setiap
pangkal rambut dan kulit, dari telapak kaki sampai kepala. Fazlur Rahman dalam
bukunya Major Themes of The Quran menolak
dualism roh dan tubuh.
Beragam penjelasan tentang roh
tadi sebenarnya menjadi tantangan ilmuwan Muslim untuk mengujinya dengan
penelitian ilmiah, dengan tujuan membuktikan kebenaran Islam kepada dunia. Kalu
proses inseminasi sperma dan ovum ternyata sudah berhasil diamati, tentunya
proses ditiupkannya roh pada 120 hari kandungan nantinya aka bias pula diamati.
Kalau proses kematian klinis sudah bias diamati dengan cermat, tentunya proses sakaratul maut dan lepasnya roh akan bias
diamati juga kelah.
Penelitian tentang roh tidak
melanggar akidah dan tidak tabu dijadikan objek ilmiah. Justru harus dilakukan
untuk merespons “rangsangan” dari Al Quran. Ilmuwan Muslim modern tinggal
melanjutkan penelitian dengan instrument mutakhir di bawah petunjuk Al Quran
untuk menyingkapi misteri roh, untuk memuliakan Islam di tengah
kepercayaan-kepercayaan lainnya yang carut marut. Wallaahu’alam.
Sumber : Buku Mukjizat
Sains Dalam Al Quran
No comments:
Post a Comment