•
Penyakit lahir segera terasa, sedang penyakit batin tidak terasa. Penderita
demam lebih merasakan sakitnya ketimbang orang lain. Berbeda dengan penyakit
batin, seperti culas dan sombong. Tentu orang lain yang lebih bisa
merasakannya. Penderitanya justru tenang-tenang saja.
•
Penyakit lahir berdampak kecil, sedang penyakit batin dampaknya luas.
Perhatikan orang yang sudah bertahun-tahun menderita stroke, paling banter
meninggal. Setelah meninggal, urusannya selesai, dan penderita tidak lagi merasakan
stroke nya. Tetapi jika batin yang sakit, gelaplah mata dan jiwa. Akibat ulah
mereka, bahayanya tidak terbatas bagi dirinya, tetapi menimpa masyarakat dan
alam sekitar.
•
Penyakit lahir berisiko ringan, sedang penyakit batin risikonya berat. Betapa
parah penyakit lahir, pasti hanya berlangsung di dunia. Durasinya amat singkat,
karena start dan finish nya berlangsung di dunia. Ketika dijalani dengan sabar
dan ikhlas, setiap penyakit lahir justeru menghapus dosa. Bagaimana jika
penyakit batin? Allah menegaskan, “Bagi mereka azab dalam kehidupan dunia dan
sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seorang
pelindung pun dari (azab) Allah.”
•
Penyakit lahir obatnya banyak, sedang penyakit batin obatnya cuma satu, yaitu
Al Quran. Membaca dan mentadaburi ayat Al Quran bisa menyembuhkan luka hati dan
jiwa.
•
Penyembuhan penyakit lahir berbiaya mahal, sedang penyakit batin bebas biaya.
Untuk sembuh dari diabetes, orang harus rela merogoh kocek dalam-dalam.
Terlebih jika sampai ‘istirahat’ beberapa hari di rumah sakit. Semakin gawat
penyakitnya, semakin mahal pula ongkosnya. Tidak demikian dengan penyakit
batin. Modalnya hanya tekad dan kesungguhan untuk menjadi lebih baik. Itulah
taubat nasuhah, yang akan menghapus kesalahan dan dosa.
Bukankah
taubat tidak butuh biaya???
No comments:
Post a Comment